Rabu, Desember 31, 2014

H-15

H-15 sebelum aku melepas masa lajang.  Yang kata orang-orang membuka lembaran baru, memulai kehidupan baru bersama seseorang untuk selamanya. Iya, seseorang yang notabene baru saja aku kenal, mungkin dalam rentang waktu setahun, tapi dialah yang nantinya akan menemaniku, menjagaku, melindungiku, menafkahiku sampai waktu yang memisahkan.
Ajaib, yaa memang kalau dipikir-pikir hidup ini ajaib. Terutama untuk urusan jodoh. Mungkin untuk urusan pendidikan dan pekerjaan bisa kita rencanakan, kita usahakan, dan kita capai sesuai dengan rencana dan usaha kita. Bicara tentang jodoh, ini yang tidak bisa kita rencanakan seperti pendidikan dan pekerjaan tadi, unpredictable. Tapi Alhamdulillah aku patut dan wajib bersyukur atas skenario yang telah Allah tulis dalam hidupku. Semua orang pasti punya lika-liku sendiri dalam kehidupannya. Begitu pula dengan kehidupanku. Tapi  sejauh ini, untuk semua yang telah aku alami, Alhamdulillah tidak ada hambatan yang menurutku berarti. Semua yang terjadi bisa kau lewati dengan baik. Karena memang sebenarnya Allah itu ga mungkin ngasih cobaan diluar kemampuan hambanya itu, that’s right.
Begitu pula dengan urusan pendidikan, pekerjaan, daaan yang paling penting adalah jodoh ini. Kenapa paling penting? Karena jodoh ini ya unpredictable , ga bisa ditebak kapan datengnya, siapa orangnya, apa pekerjaannya, dari mana asalnya. Apalagi buat perempuan, yang kita bisa lakukan ya hanya menunggu. Usaha memang harus, tapi menurutku bukan usaha mencari. Melainkan usaha memperbaiki diri . Dan memang Allah selalu memberikan kelancaran dalam setiap jalanku. Mulai dari pendidikan, aku bisa lulus kuliah tepat waktu sesuai target. Kemudian pekerjaan, aku bisa mendapatkan pekerjaan bahkan sebelum diwisuda. Yang terakhir jodoh, sebenarnya dulu aku pernah menargetkan menikah di usia 23. Waktu masih kuliah, pikirku nanti lulus kuliah selama setahun, aku bisa langsung married. Ehh ternyata seiring berjalannya waktu aku pesimis juga sama targetku itu. Karena aku mengalami sendiri, ga semudah itu menemukan jodoh, menemukan pria yang mau mengajak menikah. Akhirnya targetku berubah, dari 23 jadi 24. Ada toleransi 1 tahun untuk targetku, haha. Sebenarnya itu juga salah satu usaha untuk membesarkan hati. Dari rasa kecewa akibat seringnya kegagalan menemukan pasangan hidup.
Tapi syukur Alhamdulillah lagi, ini mungkin bukan terkabulkannya doaku, tapi pasti terkabulkannya doa ibuku, yang tak lelah tak henti setiap hari mendoakan yang terbaik untuk anak bungsunya inii. Aku bisa bertemu jodohku di usia yang ke 23, dan insya Allah menikah di usia 23 juga, yaa walaupun kurang 10 hari lagi sudah mencapai angka 24. Tapi tetep hitungannya kan belom ^__^
Ini merupaka anugerah, yang kalo tidak disyukuri, kufur namanya. Ya Allah terimakasih atas segalanya yang telah Engkau persiapkan untuk hamba. Mungkin selama ini hamba tidak menyadari bahwa Engkau tidak memberi apa yang hamba inginkan, tapi memberi apa yang hamba butuhkan. Dan terimakasih Ya Allah telah menciptakan hamba melalui perantara seorang ibu yang sangat istimewa. Ibu yang sangat mulia dengan tidak kenal lelah berkorban untuk anak-anaknya yang sering kali menyakitinya. Ya Allah sayangilah ibu hamba seperti ibu hamba menyayangi hamba dari kecil hingga saat inii, aamiin.
Thanks for everything that happened in my life God, Alhamdulillahirobbil’alamiin
Lawang, 27~12~14

6 tahun berlalu part 1

My Happines part 1

Detik-detik dimana aku akan menjadi milik orang lain selain orang tuaku. Dimana aku akan mengalami suatu lembaran baru bersama laki-laki yang kelak akan menua bersama. Ya, dia seseorang yang aku yakin telah dikirimkan dan ditakdirkan untuk menjadi pendampingku, menjadi imam bagiku, menjadi seseorang yang akan menemani sampai tutup usia nanti. Tiada henti aku bersyukur, karena akhirnya Allah benar-benar menunjukkan jalan-Nya. Allah benar-benar menepati janji-Nya bahwa manusia memang diciptakan berpasang-pasangan. Rasa syukur ini semakin bertambah karena semua terjadi pada waktu yang tepat J
Pada waktu dimana aku dan dia sama-sama siap untuk berkomitmen, tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Semuanya kita berdua yang menjalani dan merasakan. Kemudian restu dari orang tualah yang melancarkan segalanya. Karena aku yakin, ridho orang tua merupakan bentuk lain dari ridho Allah.
Memang yang namanya jodoh, tak kan ada yang bisa menebak, siapa, dimana, kapan kita akan dipertemukan. Begitu pula dengan pertemuanku dengan calon imamku ini. Kami sama sekali tak saling mengenal sebelumnya. Walaupun ternyata dia adalah kakak kelas di SMP dulu. Bahkan perkenalan kami sampai saat ini belum genap 1 tahun, sedangkan hubungan pacaran kami juga masih terhitung baru, yaitu 8 bulan. Tapi lamanya suatu perkenalan atau hubungan belum tentu menjamin seseorang bisa yakin satu sama lain. Dan aku yakin, semua ini berjalan atas kehendak Allah. Tak ada yang bisa menolaknya bukan ?
Walaupun di awal-awal hubungan tidak selalu mulus, tapi kami tetap berjalan bersama, meraih tujuan bersama. Dan saat ini tujuan itu hampir tercapai. Semua yang tadinya hanya angan-angan dan bahkan guyonan, sekarang mulai jadi kenyataan. Pernikahan dan rumah tangga benar - benar telah di depan mata.
Alhamdulillah Ya Allah atas semua anugerah ini. Terima kasih telah memberikan pelengkap dalam hidup hamba. Telah memberikan seseorang yang mau memilih hamba sebagai pendamping hidupnya ©©
 
Dengan penuh rasa syukur
 
 
081014