H-15
sebelum aku melepas masa lajang. Yang
kata orang-orang membuka lembaran baru, memulai kehidupan baru bersama
seseorang untuk selamanya. Iya, seseorang yang notabene baru saja aku kenal,
mungkin dalam rentang waktu setahun, tapi dialah yang nantinya akan menemaniku,
menjagaku, melindungiku, menafkahiku sampai waktu yang memisahkan.
Ajaib,
yaa memang kalau dipikir-pikir hidup ini ajaib. Terutama untuk urusan jodoh.
Mungkin untuk urusan pendidikan dan pekerjaan bisa kita rencanakan, kita
usahakan, dan kita capai sesuai dengan rencana dan usaha kita. Bicara tentang
jodoh, ini yang tidak bisa kita rencanakan seperti pendidikan dan pekerjaan
tadi, unpredictable. Tapi
Alhamdulillah aku patut dan wajib bersyukur
atas skenario yang telah Allah tulis dalam hidupku. Semua orang pasti punya
lika-liku sendiri dalam kehidupannya. Begitu pula dengan kehidupanku. Tapi sejauh ini, untuk semua yang telah aku alami,
Alhamdulillah tidak ada hambatan yang menurutku berarti. Semua yang terjadi
bisa kau lewati dengan baik. Karena memang sebenarnya Allah itu ga mungkin
ngasih cobaan diluar kemampuan hambanya itu, that’s right.
Begitu
pula dengan urusan pendidikan, pekerjaan, daaan yang paling penting adalah
jodoh ini. Kenapa paling penting? Karena jodoh ini ya unpredictable , ga bisa ditebak kapan datengnya, siapa orangnya,
apa pekerjaannya, dari mana asalnya. Apalagi buat perempuan, yang kita bisa
lakukan ya hanya menunggu. Usaha memang harus, tapi menurutku bukan usaha
mencari. Melainkan usaha memperbaiki diri .
Dan memang Allah selalu memberikan kelancaran dalam setiap jalanku. Mulai dari
pendidikan, aku bisa lulus kuliah tepat waktu sesuai target. Kemudian
pekerjaan, aku bisa mendapatkan pekerjaan bahkan sebelum diwisuda. Yang
terakhir jodoh, sebenarnya dulu aku pernah menargetkan menikah di usia 23.
Waktu masih kuliah, pikirku nanti lulus kuliah selama setahun, aku bisa
langsung married. Ehh ternyata seiring berjalannya waktu aku pesimis juga sama
targetku itu. Karena aku mengalami sendiri, ga semudah itu menemukan jodoh,
menemukan pria yang mau mengajak menikah. Akhirnya targetku berubah, dari 23
jadi 24. Ada toleransi 1 tahun untuk targetku, haha. Sebenarnya itu juga salah
satu usaha untuk membesarkan hati. Dari rasa kecewa akibat seringnya kegagalan
menemukan pasangan hidup.
Tapi
syukur Alhamdulillah lagi, ini mungkin bukan terkabulkannya doaku, tapi pasti
terkabulkannya doa ibuku, yang tak lelah tak henti setiap hari mendoakan yang
terbaik untuk anak bungsunya inii. Aku bisa bertemu jodohku di usia yang ke 23,
dan insya Allah menikah di usia 23 juga, yaa walaupun kurang 10 hari lagi sudah
mencapai angka 24. Tapi tetep hitungannya kan belom ^__^
Ini
merupaka anugerah, yang kalo tidak disyukuri, kufur namanya. Ya Allah
terimakasih atas segalanya yang telah Engkau persiapkan untuk hamba. Mungkin
selama ini hamba tidak menyadari bahwa Engkau tidak memberi apa yang hamba
inginkan, tapi memberi apa yang hamba butuhkan. Dan terimakasih Ya Allah telah
menciptakan hamba melalui perantara seorang ibu yang sangat istimewa. Ibu yang
sangat mulia dengan tidak kenal lelah berkorban untuk anak-anaknya yang sering
kali menyakitinya. Ya Allah sayangilah ibu hamba seperti ibu hamba menyayangi
hamba dari kecil hingga saat inii, aamiin.
Thanks
for everything that happened in my life God, Alhamdulillahirobbil’alamiin
Lawang, 27~12~14